a.
Kelas
O
Bintang kelas O adalah bintang yang paling panas,
temperatur permukaannya lebih dari 25.000 Kelvin. Bintang deret utama kelas O
merupakan bintang yang nampak paling biru, walaupun sebenarnya kebanyakan
energinya dipancarkan pada panjang gelombang ungu dan ultraungu. Bintang deret
utama kelas O sebenarnya adalah bintang paling jarang di antara bintang deret
utama lainnya (perbandingannya kira-kira 1 bintang kelas O di antara 32.000
bintang deret utama). Namun karena paling terang, maka tidak terlalu sulit
untuk menemukannya. Bintang kelas O bersinar dengan energi 1 juta kali energi
yang dihasilkan Matahari. Karena begitu masif, bintang kelas O membakar bahan
bakar hidrogennya dengan sangat cepat, sehingga merupakan jenis bintang yang
pertama kali meninggalkan deret utama. Contoh : Zeta Puppis
b. Kelas B
Bintang kelas B adalah bintang yang cukup panas
dengan temperatur permukaan antara 11.000 hingga 25.000 Kelvin dan berwarna
putih-biru. Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan terkuat berasal dari
atom Helium yang netral. Bintang
kelas O dan B memiliki umur yang sangat pendek, sehingga tidak sempat bergerak jauh
dari daerah dimana mereka dibentuk, dan karena itu cenderung berkumpul bersama
dalam sebuah asosiasi OB. Dari seluruh populasi bintang deret utama terdapat
sekitar 0,13 % bintang kelas B. Contoh : Rigel, Spica
c. Kelas A
Bintang kelas A memiliki temperatur permukaan antara
7.500 hingga 11.000 Kelvin dan berwarna putih. Bintang kelas A kira-kira hanya
0.63% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Vega, Sirius
d. Kelas F
Bintang kelas F memiliki temperatur permukaan 6000
hingga 7500 Kelvin, berwarna putih-kuning. Spektrumnya memiliki pola
garis-garis Balmer yang lebih lemah daripada bintang kelas A. Bintang kelas F
kira-kira 3,1% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Canopus,
Procyon
e. Kelas G
Bintang kelas G barangkali adalah yang paling banyak
dipelajari karena Matahari adalah bintang kelas ini. Bintang kelas G memiliki
temperatur permukaan antara 5000 hingga 6000 Kelvin dan berwarna kuning.
Bintang kelas G adalah sekitar 8% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh
: Matahari, Capella, Alpha Centauri A
f. Kelas K
Bintang kelas K berwarna jingga memiliki temperatur
sedikit lebih dingin daripada bintang sekelas Matahari, yaitu antara 3500
hingga 5000 Kelvin. Bintang kelas K adalah sekitar 13% dari seluruh populasi bintang
deret utama. Contoh : Alpha Centauri B, Arcturus, Aldebaran
g.
Kelas
M
Bintang kelas M adalah bintang dengan populasi
paling banyak. Bintang ini berwarna merah dengan temperatur permukaan lebih
rendah daripada 3500 Kelvin. Bintang kelas M adalah sekitar 78% dari seluruh
populasi bintang deret utama. Contoh : Proxima Centauri, Antares, Betelgeuse
a. Bintang
raksasa adalah bintang yang memiliki ukuran yang besar, seperti:
·
Bintang
Antares : Antares terdapat pada rasi Scorpio.
Berdasarkan spektrumnya antares termasuk kelompok M. Antares berjarak sekitar
604 tahun cahaya dari Bumi.Bintang ini memiliki diameter 850 kali diameter Matahari dan
memiliki kecerahan 10.000 kali lebih terang dari pada matahari. Walaupun
Antares besar,tapi sebenarnya dia lebih dingin dari Matahari.Suhu permukaan
bintang ini sekitar 6.500 F (3.593 C) dibanding dengan suhu
Matahari sekitar 11.000 F (6.093 C).
Bintang-bintang besar seperti Antares membakar bahan bakar mereka sangat cepat, sebagai hasilnya mereka hidup beberapa juta tahun. Antares saat ini berusia sekitar 12 juta tahun dan mendekati akhir hidupnya dan diperkirakan akan meledak menjadi Supernova.
Bintang-bintang besar seperti Antares membakar bahan bakar mereka sangat cepat, sebagai hasilnya mereka hidup beberapa juta tahun. Antares saat ini berusia sekitar 12 juta tahun dan mendekati akhir hidupnya dan diperkirakan akan meledak menjadi Supernova.
·
Bintang Betelgeuse
: bintang yang berada pada rasi Orion. Bintang ini sering disebut bintang yang
berdenyut-denyut. Hal ini disebabkan karena diameternya selalu berubah-ubah
setiap saat. Dia memiliki diameter 700 kali sampai 1000 kali diameter matahari.
Bintang yang termasuk bajang putih
adalah bintang yang memiliki ukuran yang kecil, seperti sirius-B. Sirius-B
memiliki suhu permukaan sebesar 85000C. Cahaya sirius-Blebih lemah
dari matahari. Diameter bintang ini hanya 4000km. Bintang Katai Putih sudah tidak lagi mampu menghasilkan Fusi-nuklir sehingga tidak lagi dapat menjaga Massa. Oleh karena itu lah bintang ini mengerdil. Material dari bintang ini jatuh terpusat ke intinya, memadat dan bisa menghasilkan Gravitasi yang sangat besar. untuk ukuran bintang kerdil, Gravitasi 350,000x gravitasi Bumi tentu sangat besar. Karena material dari bintang ini terus tertarik kepusat gravitasinya, maka bintang ini sangat amat padat. Saking padatnya, menurut ilmuan jika di analogikan maka 1 sendok teh saja materi bintang katai putih bisa seberat 5.5 ton. Ukuran Bintang ini bisa mencapai 100x lebih kecil dari Matahari namun dengan Massa yang sama. Kebanyakan bintang yang mirip seperti Matahari kita akan menjadi Katai Putih. Karena bintang-bintang lain yang bermassa jauh lebih besar dari Matahari umumnya akan Supernova. di Galaksi Bimasakti, 97% bintang nya mempunyai karakteristik yang sama dengen Matahari kita.
3.
Berdasarkan
sifatnya
a. Bintang
ganda
Bintang ganda adalah bintang yang jika kita lihat
lebih detil, terdiri dari dua bintang yang saling berdampingan. Pada kasus
tertentu kita akan melihat bintang tersebut terdiri dari lebih dua bintang,
biasa disebut bintang majemuk. Bintang ganda terikat satu sama lain oleh ikatan
gravitasi. Jika
salah satu bintang sangat redup cahayanya maka yang dapat kita amati bintang
terang yang bergoyang. Goyangan disebabkan oleh tarikan gravitasi oleh bintang
yang lebih redup. Bintang ganda jenis ini disebut bintang ganda astrometri,
contohnya Sirius. Sirius memiliki pasangan berupa bintang katai putih yang
redup. Bintang
ganda visual bergerak mengelilingi titik pusat massanya dengan periode
tertentu. Umumnya periode orbit bintang ganda visual adalah puluhan hingga ratusan
tahun.
Bintang ganda visual dengan jarak pisah cukup jauh
adalah Nu Draconis alias Kuma. Kuma adalah dua bintang yang masing-masing
bermagnitudo 4.9 yang terpisahkan pada jarak 63 detik busur (lebih dari satu
menit busur). Dengan jarak sudut sebesar ini mata manusia yang normal sudah
dapat memisahkan kedua bintang. Jika tertarik untuk mengamatinya silahkan
mengarahkan padangan anda ke arah rasi Draconis. Draconis berada di langit
belahan utara dan selama bulan April akan transit menjelang subuh.
Bintang ganda yang paling menarik adalah Albireo
yang terletak di rasi Cygnus. Albireo adalah dua bintang yang masing-masing
berwarna biru (bermagnitudo 5) dan oranye terang (bermagnitudo 3). Kedua
bintang ini terpisah pada jarak 34 menit busur. Jarak ini sangat moderat
sehingga dengan bantuan binokuler kita sudah dapat memisahkan kedua bintang.
Kontras warna pada masing-masing bintang menjadikan Albireo sebagai bintang
ganda paling favorit untuk diamati.
Bintang ganda lainnya adalah Alpha Centauri, bintang
paling terang yang terletak di rasi Centaurus. Alpha Centauri sebenarnya
terdiri dari tiga bintang, namun karena bintang ketiga sangat redup cahayanya
sehingga kita hanya dapat melihat dua bintang yang berdampingan. Alpha Centauri
memiliki deklinasi -60 derajat, artinya sangat jauh di langit belahan selatan
sehingga tidak dapat dilihat dari Eropa, Jepang, dan Amerika sebelah utara. Alpha Centauri
misalnya, memiliki periode orbit kira-kira 80 tahun, seperti pada gambar
berikut. Algol Binary Star, yaitu system bintang ganda yang terdiri dari bintang raksasa dan bintang katai.
b. Bintang yang meledak
1. Nova
Arti “nova” sebenarnya adalah baru. Dinamai seperti
itu karena bintang itu tampak seolah-olah baru tercipta. Namun, nova sebenarnya
bukanlah “baru”, karena nova adalah bintang yang sudah ada dan mengalami
kehancuran (peledakan). Nova
terjadi pada bintang-bintang kecil seperti Matahari kita, atau yang lebih kecil
lagi. Saat bintang mengalami nova, bintang ini akan menjadi jauh lebih terang.
Dalam waktu beberapa hari, luminositasnya akan jauh lebih tinggi dari
sebelumnya [luminositas: intensitas cahaya/energi yang dipancarkan bintang per
detik], sekitar 60.000 kali lipat. Setelah beberapa hari dalam kondisi ini,
kualitas cahaya itu akan berkurang sedikit demi sedikit. Bintang kembali redup
seperti semula. Sedikitnya
ada tiga teori terjadinya nova:
a. Nova
terjadi karena tabrakan antar bintang. Banyak bintang yang merupakan binary
system (sistem bintang ganda/lebih), sehingga pada akhirnya mereka bertabrakan
dan menghasilkan nova. Atau, ada bintang yang “lewat” dan kemudian menabrak
bintang lain. Namun, teori ini diragukan karena nyatanya ada bintang yang
melakukan nova lebih dari satu kali. Asumsinya adalah bintang berulang kali
berbenturan dengan beberapa objek lain dalam 1 abad. Hal ini dianggap tidak
mungkin.
b. Nova
terjadi pada binary system. Salah satu bintang “melahap” bintang yang merupakan
tetangganya, atau menyerap energi tetangganya sehingga bintang itu nantinya
akan mengalami nova karena kelebihan beban. Hal ini bisa terjadi bila salah
satu bintang lebih kecil dari tetangganya. Pengembangan teori ini adalah
bintang tersebut “melahap” planet yang menjadi satelitnya.
c. Nova
terjadi karena adanya pelepasan energi dari inti bintang itu sendiri. Pelepasan
ini disebabkan oleh kenaikan temperatur pada inti. Teori ini yang paling banyak
dianut sekarang.
2.
Supernova
Supernova adalah
ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi lebih banyak
daripada nova. Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu
bintang. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat cemerlang dan
bahkan kecemerlangannya bisa mencapai ratusan juta kali cahaya semula bintang
tersebut, beberapa minggu atau bulan sebelum suatu bintang mengalami supernova,
bintang tersebut akan melepaskan energi yang setara dengan energi matahari yang
dilepaskan matahari seumur hidupnya, ledakan ini meruntuhkan sebagian besar
material bintang dengan kecepatan 30.000 km/s (10% kecepatan cahaya) dan
melepaskan gelombang kejut yang mampu memusnahkan medium antarbintang. Rata-rata supernova terjadi
setiap 50 tahun sekali di galaksi seukuran galaksi Bima Sakti. Supernova
memiliki peran dalam memperkaya medium antarbintang dengan elemen-elemen massa
yang lebih besar. Selanjutnya gelombang kejut dari ledakan supernova dapat
membentuk formasi bintang baru. Berdasarkan
garis spektrum pada supernova, maka didapatkan beberapa jenis supernova:
a. Supernova
Tipe Ia
Pada supernova ini, tidak ditemukan adanya garis
spektrum Hidrogen saat pengamatan.
b. Supernova
Tipe Ib/c
Pada supernova ini, tidak ditemukan adanya garis
spektrum Hidrogen ataupun Helium saat pengamatan.
c. Supernova
Tipe II
Supernova ini, ditemukan
adanya garis spektrum Hidrogen saat pengamatan.
Tahapan
terjadinya Supernova :
1. Pembengkakan
Bintang membengkak karena mengangkat inti Helium di
dalamnya ke permukaan. Sehingga bintang akan menjadi sebuah bintang raksasa
yang amat besar, dan berwarna merah. Di bagian dalamnya, inti bintang akan semakin
meyusut. Dikarenakan penyusutan ini, maka bintang semakin panas dan padat.
2. Inti
Besi
Saat semua bagian inti bintang telah hilang, dan
yang tertinggal di dalam hanyalah unsur besi, maka kurang dari satu detik
kemudian suatu bintang memasuki tahap akhir dari kehancurannya. Ini dikarenakan
struktur nuklir besi tidak memungkinkan atom-atom dalam bintang untuk melakukan
reaksi fusi untuk menjadi elemen yang lebih berat.
3. Peledakan
Pada tahap ini, suhu pada inti bintang semakin
bertambah hingga mencapai 100 miliar derajat celsius. Kemudian energi dari inti
ini ditransfer menyelimuti bintang yang kemudian meledak dan menyebarkan
gelombang kejut. Saat gelombang ini menerpa material pada lapisan luar bintang,
maka material tersebut menjadi panas. Pada suhu tertentu, material ini berfusi
dan menjadi elemen-elemen baru dan isotop-isotop radioaktif.
4. Pelontaran
Gelombang kejut akan melontarkan material-material
bintang ke ruang angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar