Selasa, 27 Desember 2016

KARAKTERISTIK BINTANG


Karakteristik Bintang 


1.     Berdasarkan spektrumnya


a.      Kelas O
Bintang kelas O adalah bintang yang paling panas, temperatur permukaannya lebih dari 25.000 Kelvin. Bintang deret utama kelas O merupakan bintang yang nampak paling biru, walaupun sebenarnya kebanyakan energinya dipancarkan pada panjang gelombang ungu dan ultraungu. Bintang deret utama kelas O sebenarnya adalah bintang paling jarang di antara bintang deret utama lainnya (perbandingannya kira-kira 1 bintang kelas O di antara 32.000 bintang deret utama). Namun karena paling terang, maka tidak terlalu sulit untuk menemukannya. Bintang kelas O bersinar dengan energi 1 juta kali energi yang dihasilkan Matahari. Karena begitu masif, bintang kelas O membakar bahan bakar hidrogennya dengan sangat cepat, sehingga merupakan jenis bintang yang pertama kali meninggalkan deret utama. Contoh : Zeta Puppis
b.      Kelas B
Bintang kelas B adalah bintang yang cukup panas dengan temperatur permukaan antara 11.000 hingga 25.000 Kelvin dan berwarna putih-biru. Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan terkuat berasal dari atom Helium yang netral. Bintang kelas O dan B memiliki umur yang sangat pendek, sehingga tidak sempat bergerak jauh dari daerah dimana mereka dibentuk, dan karena itu cenderung berkumpul bersama dalam sebuah asosiasi OB. Dari seluruh populasi bintang deret utama terdapat sekitar 0,13 % bintang kelas B. Contoh : Rigel, Spica
c.       Kelas A
Bintang kelas A memiliki temperatur permukaan antara 7.500 hingga 11.000 Kelvin dan berwarna putih. Bintang kelas A kira-kira hanya 0.63% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Vega, Sirius
d.      Kelas F
Bintang kelas F memiliki temperatur permukaan 6000 hingga 7500 Kelvin, berwarna putih-kuning. Spektrumnya memiliki pola garis-garis Balmer yang lebih lemah daripada bintang kelas A. Bintang kelas F kira-kira 3,1% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Canopus, Procyon
e.       Kelas G
Bintang kelas G barangkali adalah yang paling banyak dipelajari karena Matahari adalah bintang kelas ini. Bintang kelas G memiliki temperatur permukaan antara 5000 hingga 6000 Kelvin dan berwarna kuning. Bintang kelas G adalah sekitar 8% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Matahari, Capella, Alpha Centauri A
f.       Kelas K
Bintang kelas K berwarna jingga memiliki temperatur sedikit lebih dingin daripada bintang sekelas Matahari, yaitu antara 3500 hingga 5000 Kelvin. Bintang kelas K adalah sekitar 13% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Alpha Centauri B, Arcturus, Aldebaran
g.      Kelas M
Bintang kelas M adalah bintang dengan populasi paling banyak. Bintang ini berwarna merah dengan temperatur permukaan lebih rendah daripada 3500 Kelvin. Bintang kelas M adalah sekitar 78% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Proxima Centauri, Antares, Betelgeuse
2.     Berdasarkan Ukurannya


a.       Bintang raksasa adalah bintang yang memiliki ukuran yang besar, seperti:
·         Bintang Antares : Antares terdapat pada rasi Scorpio. Berdasarkan spektrumnya antares termasuk kelompok M. Antares berjarak sekitar 604 tahun cahaya dari Bumi.Bintang ini memiliki diameter 850 kali diameter Matahari dan memiliki kecerahan 10.000 kali lebih terang dari pada matahari. Walaupun Antares besar,tapi sebenarnya dia lebih dingin dari Matahari.Suhu permukaan bintang ini sekitar 6.500 F (3.593 C) dibanding dengan suhu Matahari sekitar 11.000 F (6.093 C).
Bintang-bintang besar seperti Antares membakar bahan bakar mereka sangat cepat, sebagai hasilnya mereka hidup beberapa juta tahun. Antares saat ini berusia sekitar 12 juta tahun dan mendekati akhir hidupnya dan diperkirakan akan meledak menjadi Supernova.
·         Bintang Betelgeuse : bintang yang berada pada rasi Orion. Bintang ini sering disebut bintang yang berdenyut-denyut. Hal ini disebabkan karena diameternya selalu berubah-ubah setiap saat. Dia memiliki diameter 700 kali sampai 1000 kali diameter matahari.
b.             Bajang Putih


Bintang yang termasuk bajang putih adalah bintang yang memiliki ukuran yang kecil, seperti sirius-B. Sirius-B memiliki suhu permukaan sebesar 85000C. Cahaya sirius-Blebih lemah dari matahari. Diameter bintang ini hanya 4000km. Bintang Katai Putih sudah tidak lagi mampu menghasilkan Fusi-nuklir sehingga tidak lagi dapat menjaga Massa. Oleh karena itu lah bintang ini mengerdil. Material dari bintang ini jatuh terpusat ke intinya, memadat dan bisa menghasilkan Gravitasi yang sangat besar. untuk ukuran bintang kerdil, Gravitasi 350,000x gravitasi Bumi tentu sangat besar. Karena material dari bintang ini terus tertarik kepusat gravitasinya, maka bintang ini sangat amat padat. Saking padatnya, menurut ilmuan jika di analogikan maka 1 sendok teh saja materi bintang katai putih bisa seberat 5.5 ton. Ukuran Bintang ini bisa mencapai 100x lebih kecil dari Matahari namun dengan Massa yang sama. Kebanyakan bintang yang mirip seperti Matahari kita akan menjadi Katai Putih. Karena bintang-bintang lain yang bermassa jauh lebih besar dari Matahari umumnya akan Supernova. di Galaksi Bimasakti, 97% bintang nya mempunyai karakteristik yang sama dengen Matahari kita.

3.     Berdasarkan sifatnya
a.       Bintang ganda
Bintang ganda adalah bintang yang jika kita lihat lebih detil, terdiri dari dua bintang yang saling berdampingan. Pada kasus tertentu kita akan melihat bintang tersebut terdiri dari lebih dua bintang, biasa disebut bintang majemuk. Bintang ganda terikat satu sama lain oleh ikatan gravitasi. Jika salah satu bintang sangat redup cahayanya maka yang dapat kita amati bintang terang yang bergoyang. Goyangan disebabkan oleh tarikan gravitasi oleh bintang yang lebih redup. Bintang ganda jenis ini disebut bintang ganda astrometri, contohnya Sirius. Sirius memiliki pasangan berupa bintang katai putih yang redup. Bintang ganda visual bergerak mengelilingi titik pusat massanya dengan periode tertentu. Umumnya periode orbit bintang ganda visual adalah puluhan hingga ratusan tahun.
Bintang ganda visual dengan jarak pisah cukup jauh adalah Nu Draconis alias Kuma. Kuma adalah dua bintang yang masing-masing bermagnitudo 4.9 yang terpisahkan pada jarak 63 detik busur (lebih dari satu menit busur). Dengan jarak sudut sebesar ini mata manusia yang normal sudah dapat memisahkan kedua bintang. Jika tertarik untuk mengamatinya silahkan mengarahkan padangan anda ke arah rasi Draconis. Draconis berada di langit belahan utara dan selama bulan April akan transit menjelang subuh.
Bintang ganda yang paling menarik adalah Albireo yang terletak di rasi Cygnus. Albireo adalah dua bintang yang masing-masing berwarna biru (bermagnitudo 5) dan oranye terang (bermagnitudo 3). Kedua bintang ini terpisah pada jarak 34 menit busur. Jarak ini sangat moderat sehingga dengan bantuan binokuler kita sudah dapat memisahkan kedua bintang. Kontras warna pada masing-masing bintang menjadikan Albireo sebagai bintang ganda paling favorit untuk diamati.
Bintang ganda lainnya adalah Alpha Centauri, bintang paling terang yang terletak di rasi Centaurus. Alpha Centauri sebenarnya terdiri dari tiga bintang, namun karena bintang ketiga sangat redup cahayanya sehingga kita hanya dapat melihat dua bintang yang berdampingan. Alpha Centauri memiliki deklinasi -60 derajat, artinya sangat jauh di langit belahan selatan sehingga tidak dapat dilihat dari Eropa, Jepang, dan Amerika sebelah utara. Alpha Centauri misalnya, memiliki periode orbit kira-kira 80 tahun, seperti pada gambar berikut. Algol Binary Star, yaitu system bintang ganda yang terdiri dari bintang raksasa dan bintang katai.


b.      Bintang yang meledak
1.    Nova
Arti “nova” sebenarnya adalah baru. Dinamai seperti itu karena bintang itu tampak seolah-olah baru tercipta. Namun, nova sebenarnya bukanlah “baru”, karena nova adalah bintang yang sudah ada dan mengalami kehancuran (peledakan). Nova terjadi pada bintang-bintang kecil seperti Matahari kita, atau yang lebih kecil lagi. Saat bintang mengalami nova, bintang ini akan menjadi jauh lebih terang. Dalam waktu beberapa hari, luminositasnya akan jauh lebih tinggi dari sebelumnya [luminositas: intensitas cahaya/energi yang dipancarkan bintang per detik], sekitar 60.000 kali lipat. Setelah beberapa hari dalam kondisi ini, kualitas cahaya itu akan berkurang sedikit demi sedikit. Bintang kembali redup seperti semula. Sedikitnya ada tiga teori terjadinya nova:
a.       Nova terjadi karena tabrakan antar bintang. Banyak bintang yang merupakan binary system (sistem bintang ganda/lebih), sehingga pada akhirnya mereka bertabrakan dan menghasilkan nova. Atau, ada bintang yang “lewat” dan kemudian menabrak bintang lain. Namun, teori ini diragukan karena nyatanya ada bintang yang melakukan nova lebih dari satu kali. Asumsinya adalah bintang berulang kali berbenturan dengan beberapa objek lain dalam 1 abad. Hal ini dianggap tidak mungkin.
b.      Nova terjadi pada binary system. Salah satu bintang “melahap” bintang yang merupakan tetangganya, atau menyerap energi tetangganya sehingga bintang itu nantinya akan mengalami nova karena kelebihan beban. Hal ini bisa terjadi bila salah satu bintang lebih kecil dari tetangganya. Pengembangan teori ini adalah bintang tersebut “melahap” planet yang menjadi satelitnya.
c.       Nova terjadi karena adanya pelepasan energi dari inti bintang itu sendiri. Pelepasan ini disebabkan oleh kenaikan temperatur pada inti. Teori ini yang paling banyak dianut sekarang.
2.    Supernova
Supernova adalah ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi lebih banyak daripada nova. Peristiwa supernova ini menandai berakhirnya riwayat suatu bintang. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat cemerlang dan bahkan kecemerlangannya bisa mencapai ratusan juta kali cahaya semula bintang tersebut, beberapa minggu atau bulan sebelum suatu bintang mengalami supernova, bintang tersebut akan melepaskan energi yang setara dengan energi matahari yang dilepaskan matahari seumur hidupnya, ledakan ini meruntuhkan sebagian besar material bintang dengan kecepatan 30.000 km/s (10% kecepatan cahaya) dan melepaskan gelombang kejut yang mampu memusnahkan medium antarbintang. Rata-rata supernova terjadi setiap 50 tahun sekali di galaksi seukuran galaksi Bima Sakti. Supernova memiliki peran dalam memperkaya medium antarbintang dengan elemen-elemen massa yang lebih besar. Selanjutnya gelombang kejut dari ledakan supernova dapat membentuk formasi bintang baru. Berdasarkan garis spektrum pada supernova, maka didapatkan beberapa jenis supernova:
a.       Supernova Tipe Ia
Pada supernova ini, tidak ditemukan adanya garis spektrum Hidrogen saat pengamatan.
b.      Supernova Tipe Ib/c
Pada supernova ini, tidak ditemukan adanya garis spektrum Hidrogen ataupun Helium saat pengamatan.
c.       Supernova Tipe II
Supernova ini, ditemukan adanya garis spektrum Hidrogen saat pengamatan.
Tahapan terjadinya Supernova :
1.      Pembengkakan
Bintang membengkak karena mengangkat inti Helium di dalamnya ke permukaan. Sehingga bintang akan menjadi sebuah bintang raksasa yang amat besar, dan berwarna merah. Di bagian dalamnya, inti bintang akan semakin meyusut. Dikarenakan penyusutan ini, maka bintang semakin panas dan padat.
2.      Inti Besi
Saat semua bagian inti bintang telah hilang, dan yang tertinggal di dalam hanyalah unsur besi, maka kurang dari satu detik kemudian suatu bintang memasuki tahap akhir dari kehancurannya. Ini dikarenakan struktur nuklir besi tidak memungkinkan atom-atom dalam bintang untuk melakukan reaksi fusi untuk menjadi elemen yang lebih berat.
3.      Peledakan
Pada tahap ini, suhu pada inti bintang semakin bertambah hingga mencapai 100 miliar derajat celsius. Kemudian energi dari inti ini ditransfer menyelimuti bintang yang kemudian meledak dan menyebarkan gelombang kejut. Saat gelombang ini menerpa material pada lapisan luar bintang, maka material tersebut menjadi panas. Pada suhu tertentu, material ini berfusi dan menjadi elemen-elemen baru dan isotop-isotop radioaktif.
4.      Pelontaran
Gelombang kejut akan melontarkan material-material bintang ke ruang angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar